Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1991 : 755), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul
dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang.” Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah
kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang
dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.
Sedangkan menurut
beberapa ahli:
Ø Wiryanto
: Pengaruh merupakan tokoh formal maupun informal di dalam masyarakat,
mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding
pihak yang dipengaruhi.
Ø Uwe
Becker : Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda
dengan kekuasaaan tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan
memaksakan kepentingan.
Ø Albert
R. Roberts & Gilbert : Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh
orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.
Ø Norman
Barry : Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi
agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak
demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang
mendorongnya.
Kunci-kunci
perubahan perilaku
Courage : Diperlukan
keberanian,kebulatan,tekad dan keteguhan hati
High confidence : Kekuatan penggerak hidup anda
Attitude : Mental yang
positif
New action : Tindakan yang
benar-benar konsisten
Goal : Target
atau tujuan yang benar-benar diinginkan
Excellence : Menjadi yang
terbaik
Model
mempengarui orang lain & peranannya dalam psikologi manajemen
Terdapat 3 pendekatan dasar
dalam komunikasi yang dapat mempengaruhi orang lain, yaitu;
- Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
- Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif. Misalnya, iklan yang menyenangkan, lucu dan membuat kita berempati termasuk menggunakan pendekatan psychological argument dengan efek emosi yang positif. Sedangkan iklan yang menjemukan, memuakkan bahkan membuat kita marah termasuk pendekatan psychological argument dengan efek emosi negatif.
- Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang dalam bidangnya.
Burgon & Huffner
(2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi
persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih
berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
- Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
- Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah DBD.
- Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.
- Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah diingat (memorable) oleh audience/ komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan diksi “nggak ada loe nggak rame…”.
Wewenang
dan peran wewenang dalam manajemen
Wewenang adalah hak
untuk membuat keputusan, mengarahkan orang lain dan hak memberi perintah. Penggunaan
wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi.
peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan
sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan
individu maupun organisasi. Wewenang formal tersebut harus di dukung juga
dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan
lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka,
selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan
kepemimpinan mereka. Weber menyebut wewenang sebagai wewenang yang legal dan
sah. Weber juga membagi wewenang menjadi wewenang kharismatik, rasional, dan
tradisional.
Menurut Edward E.
Sampson, terdapat perspektf yang berpusat pada personal dan perspektif yang berpusat
pada situasi. Perspektif yang berpusat pada personal mempertanyakan
faktor-faktor internal apakah, baik berupa instik, motif, kepribadian, sistem
kognitif yang menjelaskan perilaku manusia.
Sumber :
Pusat Pebinaan dan
Pengembangan Bahasa. 1991. KAMUS BESAR
BAHASA INDONESIA (edisi kedua). Departemen
pendidikan dan kebudayaan. Jakarta : Balai Pustaka
M. Ghojali Bagus A.P.,
S.Psi. Buku Ajar Psikologi Komunikasi – Fakultas Psikologi Unair 2010
Sirait.T, Justine. Memahani
Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: Grasindo
Sumber gambar :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar