Psikologi Manajemen
Agar
kita bisa lebih mengetahui apa itu psikologi manajemen, ada baiknya kita mencari
tahu definisi dari manajemen dan psikologi terlebih dahulu. Secara etimologis
manajemen berasal dari kata “management” yang artinya ketatalaksanaan, tata
pimpinan, dan pengelolaan. Dalam bahasa Arab istilah manajemen diartikan
sebagai an-nizam, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala
sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya. Sedangkan psikologi
sendiri secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani “psycho” yang
artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi
Psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Jadi, psikologi manajemen dapat diartikan sebagai suatu studi tentang tingkah
laku manusia yang terlibat dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Atau bisa juga diartikan sebagai ilmu tentang bagaimana mengatur/memenage
sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Dari definisi tersebut dapat dikatakan jika psikologi dan manajemen saling
berkaitan. Sebab dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui
bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja
perusahaan manapun. Pasalnya, ilmu psikologi yg memang berpusat pada manusia,
mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap
kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa
dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas
perusahaan. Kegiatan intervensi (yg bertujuan untuk "mengolah"
manusia) inilah yg menjadi titik tolak dari kajian ilmu psikologi manajemen.
Hal ini bertujuan agar seluruh kayawan / SDM dari suatu organisasi/perusahaan
mengerti betul akan tugasnya, mampu memberikan informasi kepada pelanggan atau
rekan sekerjanya, dan pada akhirnya membuat karyawan itu senang pada pekerjaan
dan perusahaannya. Berikut Ada 4
fungsi utama dalam manajemen:
1.Perencanaan (Planning),
Fungsi
Perencanaan
proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan
di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk
mewujudkan target dan tujuan organisasi.
Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan :
- Menetapkan tujuan dan target bisnis
- Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
- Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
- Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target
bisnis
2. Pengorganisasian (Organizing),
Fungsi
Pengorganisasian
proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan
dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan
tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien
guna pencapaian tujuan organisasi
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian :
- Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan
prosedur yang diperlukan
- Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tanggungjawab
- Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia/tenaga kerja
- Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
3. Pengarahan (Actuating/Directing),
Fungsi
Pengarahan dan Implementasi
proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :
- Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi
kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan
- Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
- Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4. Pengawasan (Controlling)
Fungsi Pengarahan dan Implementasi
proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :
- Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi
kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan
- Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
- Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis
yang dihadapi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
- Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan
- Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan
- Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait
dengan pencapaian tujuan dan target bisnis
Fungsi Operasional dalam Manajemen
Pada pelaksanaannya, fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan menurut tahapan
tertentu akan sangat berbeda jika didasarkan pada fungsi operasionalnya. secara
operasional, fungsi planning untuk sumber daya manusia akan berbeda dengan
fungsi planning untuk sumber daya fisik/alam, dan sebagainya.
Manajemen organisasi bisnis dapat
dibedakan menjadi fungsi-fungsi :
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen
Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya
untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita
jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat
dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang
senantiasa konstan ataupun bertambah
2. Manajemen Pemasaran
Manajemen
Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh
konsumen, dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan
3. Manajemen Operasi/Produksi
Manajemen Produksi
Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan
keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin, dari mulai
pilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang dihasilkan dalam proses
produksi
4. Manajemen Keuangan
Manajemen
Keuangan
Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu
mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit. Tugas
manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis
diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal
yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang
dijalankan
5. Manajemen Informasi
Manajemen Informasi
Manajemen Informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk
terus bertahan dalam jangka panjang. Untuk memastikan itu manajemen informasi
bertugas untuk menyediakan seluruh informasi yang terkait dengan kegiatan
perusahaan baik informasi internal maupun eksternal, yang dapat mendorong
kegiatan bisnis yang dijalankan tetap mampu beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi di masyarakat.
Konsep Dasar Psikologi
Manajemen
Psikologi
manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang
ada untuk memenuhi kebutuhan. Sebagai ilustrasi, dulu dalam
manajemen, orang berproduksi hanya mengandalkan sumber daya alam. Misalnya,
orang berburu, memancing atau memetik hasil hutan saja untuk memenuhi
keperluannya. Tetapi lama-kelamaan mulai terasa bahwa dengan menambahkan sumber
daya manusia (terutama akalnya), maka orang akan bisa lebih efektif dan efisien
dalam berproduksi. Maka mulailah dikenal pertanian, peternakan dan upaya budi
daya sumber-sumber alam lainnya.
Setelah
itu, timbul lagi kebutuhan akan modal, karena dengan investasi dana tertentu,
akan bisa dibuat alat tertentu untuk lebih meningkatkan lagi efisiensi dan
efektivitas produksi. Maka sejak zaman revolusi industri, tiga modal kerja yang
utama adalah SDA (Sumber Daya Alam), SDU (Sumber Daya Uang) dan SDM (Sumber
Daya Manusia), dan ilmu manajemen pun berkisar pada upaya untuk mengoptimalkan
kinerja antar ketiga modal kerja itu.
Kaitannya
dengan psikologi: dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi,
diketahui bahwa unsur SDM (Sumber Daya Manusia) ternyata merupakan yang
terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun. Pasalnya, ilmu psikologi
yang memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor
internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan
berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM (Sumber
Daya Manusia) yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
Kegiatan
intervensi (yang bertujuan untuk "mengolah" manusia) inilah yang
menjadi titik tolak dari kajian ilmu psikologi manajemen. Hal ini bertujuan
agar seluruh kayawan / SDM (Sumber Daya Manusia) dari suatu
organisasi/perusahaan mengerti betul akan tugasnya, mampu memberikan informasi
kepada pelanggan atau rekan sekerjanya, dan pada akhirnya membuat karyawan itu
senang pada pekerjaan dan perusahaannya.
Manfaat Psikologi Manajemen
- Untuk
mendapatkan pemecahan bagi masalah-masalah yang penting berkenaan dengan
penggunaan tenaga manusia di dalam proses manajemen.
- Agar
dunia manajemen mampu menggunakan prosedur-prosedur yang lebih relevan / tepat
untuk memecahkan masalah-masalah human (kemanusiaan)
Fungsi-fungsi Manajemen
1.
Fore Casting, adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan
taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana
yang lebih pasti dapat dilakukan. Misalnya suatu akademi, meramalkan jumlah
mahasiswa yang akan melamar belajar di akademi tersebut. Ramalan tersebut
dengan menggunakan beberapa indikator-indikator, misalnya jumlah lulusan SLTA
dan lain sebagainya.
2.
Planning termasuk budgeting. Perencanaan ialah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.
3.
Organizing atau pengorganisasian, adalah keseluruhan aktivitas manajemen dalam
mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta
tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang
berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang jelas ditentukan
terlebih dahulu.
4.
Staffing atau Asemmbling Resources, merupakan salah satu fungsi manajemen
berupa penyusunan personalia pada sesuatu organisasi sejak dari merekrut tenaga
kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya
guna maksimal kepada organisasi.
5.
Directing atau Commanding, ialah berfungsi untuk mengkoordinasi kegiatan
berbagai unsur organisasi agar dapat efektif tertuju kepada realisasi tujuan
yang ditetapkan sebelumnya.
Organisasi
Organisasi
sosial adalah perkumpulan sosial yang
dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum,
yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa
dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk
organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka
capai sendiri.
Definisi Organisasi
Terdapat
beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu
sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan
sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara
rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali,
dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin,metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut
para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut :
Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama .
James D. Mooney mengemukakan
bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama .
Chester I. Bernard berpendapat
bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Stephen P. Robbins menyatakan
bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.
Sebuah
organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.
Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya
oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga
menekan angka pengangguran Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi
mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus.] Rasa keterkaitan ini,
bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi
menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada
saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara
relatif teratur. Partisipasi
Dalam
berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang
terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi
yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa
berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi
setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan. Pada
dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai
keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan
seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan. Keterlibatan aktif dalam
berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi
dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan
seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan
kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab
terhadap usaha yang bersangkutan. Unsur-unsur
Menuruth Keith Davis ada tiga
unsur penting partisipasi:
Unsur
pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu
keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan
secara jasmaniah.
Unsur
kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai
tujuan kelompok.
Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk
membantu kelompok.
Unsur
ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur
tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui
sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.
Jenis-jenis. Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis
partisipasi, yaitu sebagai berikut:
·
Pikiran
(psychological participation)
·
Tenaga
(physical partisipation)
·
Pikiran
dan tenaga
·
Keahlian
·
Barang
·
Uang
·
Syarat-syarat
Agar
suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak
yaitu .
Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan
waktu. Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamai pesan yang
disampaikan oleh pemimpin. Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini
diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi
seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan
efek negatif.
Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan
organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang
menjadi perhatiannnya.
Partisipasi
harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang
bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan
komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh
komunikator.
Partisipasi
harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya
menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta
pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.
Para
pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Bila
partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan
kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau
penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau
jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prisnsip bahwa
partisipasi adalah bersifat persuasif.
Partisipasi
dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau
tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif
tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.
Ciri-ciri organisasi sosial
Menurut
Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1.
Formalitas,
merupakan conoth organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan
tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur,
kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
2.
Hierarkhi,
merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan
wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang
memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada
anggota biasa pada organisasi tersebut.
3.
Besarnya
dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak
anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung
(impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
4.
Lamanya (duration),
menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada
keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Ada
juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang
behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:
1.
Rumusan
batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan
diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan
keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional
sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan
bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
2.
Memiliki
identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat
sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan
informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat
organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
3.
Keanggotaan
formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas
masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
Jadi,
dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan kita akan mudah membedakan
yang mana dapat dikatakan organisasi dan yang mana tidak dapat dikatakan
sebagai sebuah organisasi.
Alasan berorganisasi
Organisasi
didirikan oleh sekelompok orang tentu memiliki alasan. Seorang pakar bernama
Herbert G. Hicks mengemukakan dua alasan mengapa orang memilih untuk
berorganisasi: a. Alasan Sosial (social reason), sebagai “zoon politicon ”
artinya mahluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting
berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat kita
temui pada organisasi-organisasi yang memiliki sasaran intelektual, atau
ekonomi. b. Alasan Materi (material reason), melalui bantuan organisasi manusia
dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri yaitu:
1) Dapat memperbesar kemampuannya 2) Dapat menghemat waktu yang diperlukan
untuk mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi. 3) Dapat
menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah
dihimpun.
Tipe-tipe organisasi
Secara
garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi
formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau
derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah
organisasi formal maupun informal yang sempurna.
Organisasi Formal Resmi
Organisasi
formal/ Resmi adaah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan orang/masyarakat
yang memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan
hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya,
serta memilki kekuatan hukum. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana
bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan
tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran
organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan,
pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan
terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan
mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak
fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan
pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).
Organisasi informal
Keanggotaan
pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun
tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang
menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan
bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh
organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama.
Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan
didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.
Selain
itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi
sekunder menurut Hicks:
Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut
keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka
berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan
dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga
tertentu.
Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang
bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak
bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena
dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya.
Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan
calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran
gajinya.
Organisasi berdasarkan
sasaran pokok mereka
Organisasi
yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh
karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarka
kriteria-kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai
umumnya menurut J Winardi adalah:
1.
Organisasi
berorientasi pada pelayanan (service organizations), yaitu organisasi yang
berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada
kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari
penerima servis.
2.
Organisasi
yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations), yaitu
organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran
dalam bentuk tertentu.
3.
Organisasi
yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)
4.
Organisasi-organisasi
perlindungan (protective organizations)
5.
Organisasi-organisasi
pemerintah (government organizations)
6.
Organisasi-organisasi
sosial (social organizations)
7.
Organisasi-organisasi
politik
Menurut
pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka bentuk organisasi dapat dibedakan
sebagai berikut:
1.
Bentuk
Organisasi Garis
Bentuk
ini merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk
organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi
militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah
karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum
begitu rumit dan tinggi.
Kebaikannya;
Kesatuan
komado terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.
Proses
pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang diajak
berkonsultasi masih sedikit.
Rasa
solidaritas dianatara karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal.
Keburukannya;
Seluruh
organisasi tergantung pada satu pimpinan (satu orang) dimana bila pimpinan
tersebut berhalangan maka organisasi tersebut akan mandek atau hancur.
Ada
kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
Kesempatan
karyawan untuk berkembang terbatas.
2.
Bentuk
Organisasi Fungsional
Bentuk
ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai
bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada
bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Kebaikannya;
Pembidangan
tugas-tugas jelas.
Spesialisasi
karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
Digunakannya
tenga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.
Keburukannya;
Karena
adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty.
Karyawan
lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.
3.
Bentuk
Organisasi Garis dan Staff
Bentuk
ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas, mempunyai
bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang banyak. Bentuk
ini diciptakan oleh Harrington Emerson.
Kebaikannya;
Dapat
digunakan pada setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas
organisasinya,dan kompleksitas susunan organisasinya.
Pengambilan
keputusan lebih mudah karena adanya dukungan dari staf ahli.
Perwujudan
“the right man in the right place”lebih mudah terlaksana.
Keburukannya;
Sesama
karyawan dapat terjadi tidak saling mengenal, solidaritas sulit terbangun
Karena
susunan organisasinya yang koompleksitas, maka kesulitannya adalah dalam bidang
koordinasi antar divisi atau departemen.
4.
Bentuk
Organisasi Fungsional dan Staff
Bentuk
ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi
garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi ini
adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.
Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan,
ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Sejarah
singkat komunikasi
Komunikasi atau communicaton berasal
dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'.Communico, communicatio atau communicare yang
berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komuniikasi
dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang
menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk
dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our
ability to understand one another).
Pada awalnya, komunikasi digunakan
untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal
digunakan untuk reproduksi.
Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang
digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang
terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan.
Manusia berkomunikasi
untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum
komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan
penyiaran. Komunikasi dapat berupainteraktif, komunikasi
transaktif|transaktif, komunikasi bertujuan|bertujuan, atau komunikasi tak
bertujuan|tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan
seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila
pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari
sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya
pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang
revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat
seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan
industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi
dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana
komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara,
humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi
mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.
Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang
harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen
komunikasi adalah:
1) Pengirim
atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada
pihak lain.
2) Pesan
(message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak
kepada pihak lain.
3) Saluran
(channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam
komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang
mengalirkan getaran nada/suara.
4) Penerima
atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak
lain
5) Umpan
balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan
yang disampaikannya.
6) Aturan
yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan
dijalankan ("Protokol")
Faktor
yang mempengaruhi terjadinya komunikasi :
Komunikasi
terjadi karena berbagai faktor, faktor tersebut diantaranya adalah :
a) Latar
belakang budaya.
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk
dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar
belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin
efektif.
b) Ikatan
kelompok atau group
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu
kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
c) Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan
sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.
d) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin
kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.
e) Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh
lingkungan/situasi.
sumber :
Stoner
A.F James dan R . Edward Freeman. Manajemen edisi ke lima. University of
Virginia 1995.